Rusia dilaporkan telah menjual 100.000 ton gandum curian kepada sekutunya Suriah. Aksi tersebut diketahui setelah pasokan gandum Ukraina yang akan dikirimkan ke Beriut melalui kapal Matros Pozynich habis dijarah Rusia. Menurut laporan Kedutaan Besar Ukraina di Lebanon, gandum tersebut dijarah Rusia pada akhir Mei lalu. Setelah berhasil memindahkan pasokan gandum tersebut, Rusia lantas menjualnya ke Suriah melalui pelabuhan laut utama Latakia. “Gandum dicuri dari fasilitas yang menggabungkan gandum dari tiga wilayah Ukraina menjadi satu batch. Ini adalah kegiatan kriminal," kata Kedutaan Besar Ukraina di Lebanon. Bukti ini diperkuat dengan adanya gambar satelit dari Planet Labs PBC, dimana dalam rekaman tersebut menunjukkan kapal yang ditumpangi Rusia berlabuh di Latakia, pada 29 Mei 2022. Hingga berita ini dirilis pihak otoritas Suriah serta pejabat Kementerian Pertanian Suriah yang berada di pelabuhan Latakia tak kunjung mengkonfirmasi kebenaran informasi ini.
Tak seperti Suriah, Rusia justru lantang membantah tuduhan pencurian gandum yang dilakukan negaranya. “Kami tidak mencuri apa pun dari siapa pun," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrei Rudenko. Kasus seperti ini bukanlah kali pertama yang dialami Ukraina, pada bulan April lalu Rusia diketahui telah melakukan aksi serupa dengan menyelundupkan gandum yang dicuri dari Kyiv. Rencananya gandum tersebut akan dijual ke salah satu importir Mesir. Namun pemerintah Mesir menolak kehadiran kapal Rusia, hingga membuat transaksi jual beli tersebut gagal.
Dilansir dari Reuters, Rusia sendiri merupakan eksportir utama bagi Suriah khususnya pada komoditas gandum, bahkan sebelum memanasnya invasi yang dilakukan Putin, Moscow telah aktif memberikan bantuan pangan ataupun kemanusian pada pemerintahan Suriah. Situs berita Interfax mencatat hubungan bilateral yang terjalin antara Rusia dengan Suriah telah berlangsung dari tahun 2021 silam. Dimana setiap tahunnya Rusia memasok Suriah dengan satu juta ton gandum.